Mengidentifikasi Fallacies


Fallacies (kesesatan berpikir)
adalah kesalahan dalam penalaran atau logika yang membuat sebuah argumen jadi lemah, walaupun kelihatan meyakinkan.

Jenis-jenis Fallacies yang Umum

  1. Ad Hominem → Menyerang pribadi lawan, bukan argumennya.
    “Kamu tidak mungkin benar karena kamu bukan guru.”

  2. Straw Man → Memelintir argumen lawan agar mudah diserang.
    “Dia bilang kita harus gunakan teknologi, jadi dia mau semua guru diganti robot.”

  3. Hasty Generalization (Generalisasi terburu-buru) → Menarik kesimpulan dari bukti yang terlalu sedikit.
    “Dua siswa gagal ujian online, berarti sistem e-learning tidak berguna.”

  4. Appeal to Authority (Bandwagon/otoritas palsu) → Menganggap sesuatu benar hanya karena tokoh terkenal mengatakannya.
    “Artis X bilang minum kopi ini bikin pintar, pasti benar.”

  5. Appeal to Popularity (Argumentum ad populum) → Menganggap benar karena banyak orang percaya.
    “Semua orang pakai metode ini, jadi pasti yang terbaik.”

  6. False Cause (Post hoc) → Mengira sesuatu menyebabkan hal lain hanya karena terjadi berurutan.
    “Saya belajar pakai laptop, lalu nilai saya naik. Jadi laptop penyebabnya.”

  7. Slippery Slope → Menganggap satu langkah kecil pasti akan berakhir pada akibat ekstrem.
    “Kalau siswa dibiarkan pakai HP di kelas, nanti mereka tidak akan belajar sama sekali.”


Langkah Mengidentifikasi Fallacies

  1. Periksa klaim utama → Apakah klaim relevan dan jelas?

  2. Analisis alasan → Apakah alasan mendukung klaim dengan logis?

  3. Evaluasi evidence → Apakah bukti sesuai, cukup, dan tidak dipelintir?

  4. Cari pola kesalahan logis → Misalnya generalisasi berlebihan, menyerang pribadi, atau hanya mengikuti mayoritas.

  5. Bandingkan dengan standar argumen sehat → Harus konsisten, relevan, dan berbasis bukti.

Share:

No comments:

Post a Comment

Video

Popular Posts

Pageviews

Search This Blog

Sample Text