Fallacies (kesesatan berpikir) adalah kesalahan dalam penalaran atau logika yang membuat sebuah argumen jadi lemah, walaupun kelihatan meyakinkan.
Jenis-jenis Fallacies yang Umum
-
Ad Hominem → Menyerang pribadi lawan, bukan argumennya.
“Kamu tidak mungkin benar karena kamu bukan guru.” -
Straw Man → Memelintir argumen lawan agar mudah diserang.
“Dia bilang kita harus gunakan teknologi, jadi dia mau semua guru diganti robot.” -
Hasty Generalization (Generalisasi terburu-buru) → Menarik kesimpulan dari bukti yang terlalu sedikit.
“Dua siswa gagal ujian online, berarti sistem e-learning tidak berguna.” -
Appeal to Authority (Bandwagon/otoritas palsu) → Menganggap sesuatu benar hanya karena tokoh terkenal mengatakannya.
“Artis X bilang minum kopi ini bikin pintar, pasti benar.” -
Appeal to Popularity (Argumentum ad populum) → Menganggap benar karena banyak orang percaya.
“Semua orang pakai metode ini, jadi pasti yang terbaik.” -
False Cause (Post hoc) → Mengira sesuatu menyebabkan hal lain hanya karena terjadi berurutan.
“Saya belajar pakai laptop, lalu nilai saya naik. Jadi laptop penyebabnya.” -
Slippery Slope → Menganggap satu langkah kecil pasti akan berakhir pada akibat ekstrem.
“Kalau siswa dibiarkan pakai HP di kelas, nanti mereka tidak akan belajar sama sekali.”
Langkah Mengidentifikasi Fallacies
-
Periksa klaim utama → Apakah klaim relevan dan jelas?
-
Analisis alasan → Apakah alasan mendukung klaim dengan logis?
-
Evaluasi evidence → Apakah bukti sesuai, cukup, dan tidak dipelintir?
-
Cari pola kesalahan logis → Misalnya generalisasi berlebihan, menyerang pribadi, atau hanya mengikuti mayoritas.
-
Bandingkan dengan standar argumen sehat → Harus konsisten, relevan, dan berbasis bukti.
No comments:
Post a Comment